Mengapa Perlu Belajar Aneka Metode Homeschooling? Artikel by Ellen Kristi - 3 November 20205 November 20200 Post Views: 145 Anda tertarik homeschooling (HS)? Apakah anda sudah memutuskan mau ber-HS dengan metode yang mana? Pertanyaan kedua itu mungkin mengagetkan buat para peminat dan pemula homeschooling. Karena kebanyakan kita adalah produk sekolahan, jadi konsep pendidikan dan konsep belajar yang kita kenal adalah ala sekolahan – yang di Indonesia serba seragam. Jadi, di pikiran para peminat ini, homeschooling pun dibayangkan sebagai sesuatu yang seragam praktiknya. Seolah-olah ada standar teknis baku yang harus diikuti semua keluarga – seperti sekolah. Tak heran, ketika bertemu praktisi homeschooling, para peminat ini fokus langsung bertanya urusan-urusan teknis, seperti kurikulum HS itu seperti apa, buku apa yang harus dipakai, jadwal belajarnya bagaimana, dst. Lalu jawaban si praktisi dipukul rata: oh, homeschooling itu begitu yaaaa … *** … padahal kenyataannya jauh dari itu! Praktik homeschooling itu sangat beragam dan tidak bisa dipukul rata. Homeschooling adalah model belajar yang sangat fleksibel. Tiap keluarga bisa pakai kurikulum yang berbeda, buku yang berbeda, jadwal belajar yang berbeda. Praktisi homeschooling boleh memilih metode pendidikan mana saja yang dianggap cocok untuk anak dan keluarganya. Ada beragam pilihan tersedia: mulai dari yang paling bebas sampai yang paling teratur atau ketat secara akademis. Di ujung spektrum kebebasan ada metode unschooling, di ujung spektrum keteraturan ada metode school-at-home. Di tengah-tengahnya terdapat berbagai metode lain, seperti Charlotte Mason, Waldorf, Montessori, pendidikan klasik, juga eklektik (campuran). Daftar opsi metode ini semakin lama semakin panjang ketika orangtua homeschooler menciptakan sendiri ramuan metode mereka. Semua metode sebetulnya menarik, masing-masing memiliki cerita sukses. Karena itulah, orangtua yang terbiasa apa-apa diatur dan diseragamkan malah bisa jadi bingung harus memilih yang mana. *** Jadi, bagaimana kita memilih metode homeschooling yang paling cocok, paling tepat, buat anak-anak kita? Langkah pertamanya, tentu saja, adalah belajar. Menjadi homeschooler adalah perjalanan panjang kita dan anak-anak menjadi pemelajar sepanjang hayat. Maka, mari awali perjalanan homeschooling kita dengan banyak-banyak membaca, menyimak, dan merenung tentang pilihan-pilihan metode pendidikan yang beragam. Yang penting dari belajar metode HS adalah memahami konsep-konsep dasarnya. Ini akan jadi alternatif atau pembanding atau kritik buat konsep pendidikan ala sekolahan yang selama ini kita serap. Setelah memahami konsep-konsep dasarnya, baru kemudian kita “turun” ke soal cara mempraktikkannya. *** Kita bisa susun semacam check list poin-poin penting apa yang perlu kita ajukan saat membaca atau menyimak penjelasan tentang metode homeschooling tertentu. Pertama, sejarahnya. Siapakah pelopor pemikiran metode ini? Apakah ide-ide dalam metodenya lahir dari pengamatan mendalam terhadap anak-anak? Apakah metode ini didapati menghasilkan anak-anak dengan kualitas kepribadian yang dicita-citakan? Kedua, visinya. Metode ini cita-citanya ingin anak menjadi seperti apa ya? Karena pada dasarnya metode adalah pengejawantahan dari visi tertentu tentang anak itu idealnya bertumbuh seperti apa. Ketiga, nilai-nilainya. Apa muatan spiritual atau moral dalam metode ini? Adakah misi sosialnya? Apakah nilai-nilainya universal atau hanya cocok untuk kalangan tertentu? Keempat, penjabarannya ke praktik. Apakah metode ini memberi panduan tentang tahap-tahap mencapai visi yang dipatoknya? Apa yang harus dipelajari sehari-hari oleh anak untuk berkembang menurut metode ini? Seperti apa garis besar kurikulumnya? *** Belajar aneka metode ini penting banget buat keluarga homeschooler, terutama yang masih baru, yang belum punya alternatif konsep pendidikan selain ala sekolahan. Buat yang sudah punya pilihan metode pun, belajar metode-metode lain akan berguna untuk memperkaya konsep dan praktik homeschooling keluarganya. Mana metode yang akan kita pilih, penentunya terutama adalah faktor kecocokan dengan konteks keluarga kita. Paskah semua asumsi, visi, nilai, dan petunjuk praktis dari metode itu buat keluarga kita? Memungkinkan atau tidak kita melaksanakannya bersama anak-anak? Buat yang belum terbiasa membandingkan ide, karena dulu di sekolah biasanya apa-apa terima jadi, menelusuri aneka metode dan membuat pilihan ini memang awalnya tampak merepotkan. Tapi lebih baik repot di awal, tapi ke depannya langkah kita jelas dan yakin, kan? Satu catatan lagi: dalam praktiknya, memilih metode tidak harus sekali jadi. Kadang malah lebih efektif untuk nyebur dulu, langsung praktik metodenya sambil belajar, agar kita bisa mendapatkan feel-nya. Gonta-ganti metode selama proses HS itu sah-sah saja. Pada akhirnya kita bakal ketemu sendiri (ramuan) metode mana yang paling cocok buat keluarga kita. Share it: